Search by Google

PROMOSI

Rabu, 15 Juni 2016

SEJARAH SUSTER-SUSTER JMJ DI KENDARI

Didirikan pada tanggal 4 April 1969. Tujuannya untuk membantu pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang dikelola oleh Keuskupan Agung Makassar. Societas JMJ mengutus 3 orang Suster Pionir yaitu Sr. Bertranda  Freliks (perawat dan pemimpin komunitas), Sr. Christophora Rapar (perawat) dan Sr. Quiseppa Laiseno (Kerumahtanggaan dan di paroki). Tahun pun terus berganti terjadilah rotasi suster-suster JMJ, ada yang datang dan ada yang meninggalkan Rumah Sakit Santa Anna. Selanjutnya ada beberapa suster JMJ yang masuk menggantikan suster yang datang di tahun 1970,antara lain : Sr.Theodora Kaunang JMJ, Sr. Beatrix Umboh JMJ, Sr. Josephin Kaparang JMJ, Sr.Asumtiah JMJ. Periode ini berlangsung hanya sampai tahun 1977. Setelah mengadakan perundingan dan persetujuan dengan Uskup Keuskupan Agung Makassar, para suster ditarik kembali ke Makassar.

Pada 31 Maret 1982 Uskup Agung Ujung Pandang meminta Societas JMJ untuk kembali mengelola Rumah sakit Santa Anna sampai sekarang. Kini komunitas suster JMJ Kendari terdiri 5 suster: Sr. Patricia Ngala, JMJ selaku pemimpin komunitas, Sr. Rosa Liling JMJ, Sr. Hedwiga Rua, JMJ, Sr. Mariana Mbasal JMJ dan Sr. Giasinta Wengkang JMJ.

RUMAH SAKIT SANTA ANNA KENDARI
Rumah Sakit St. Anna Kendari termasuk salah satu rumah sakit umum swasta yang dikelola oleh suster-suster JMJ. Rumah Sakit ini sebelumnya dikelola oleh Yayasan Sentosa Ibu, milik Keuskupan Agung Makassar.

Rumah Sakit Santa Anna Kendari, pada awalnya hanya sebuah Balai Pengobatan dan BKIA yang dipelopori seorang misionaris CICM, Pastor dr. Clemens Lemmens, CICM. Pastor misionaris Belgia ini semula bertugas di daerah Muna. Dalam karyanya ia bertugas sebagai imam sekaligus memberikan pelayanan kesehatan. Kegiatan Balai pengobatan dimulai oleh Pastor dr. Lemmens  pada tanggal 12 Agustus 1968. Ia dibantu oleh suster Josepha Waha JMJ dan Sr. Maria Van Nazareth JMJ yang didatangkan dari Makassar.

Pada tahun 1969 poliklinik dan BKIA berubah status dan naik kelas menjadi rumah sakit. Perubahan status ini diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara Eddy Sabara. Pada tahun yang sama yakni 1969 Dr. Lemmens minta bantuan suster-suster JMJ untuk berkarya secara menetap di RS. St. Anna, baik sebagai perawat maupun sebagai tugas-tugas social di paroki. Pimpinan provinsi suster JMJ menyetujui permintaan itu dengan mengutus 3 orang suster yaitu Sr.  Bertranda Freriks JMJ, Sr. Christophora Rapar, JMJ dan Sr. Quiseppa Laiseno, JMJ.

Sejak hadirnya suster-suster JMJ, rumah sakit ini semakin ramai dikunjungi pasien, baik yang rawat inap maupun rawat jalan. Tahun 1973 Pastor dr. Lemmens mendapat bantuan tenaga yakni dr. Yohn Manupasa dan sejumlah tenaga medis awam sehingga pelayanan kesehatan RS. St. Anna semakin berkembang.

Karena semangat kerjanya yang tinggi dan tak mengenal lelah, kesehatan Pastor Lemmens kian menurun. Pada tanggal 11 Agustus 1974, Pastor dr. Lemmens dipanggil Bapa di Surga. Seluruh karyawan/karyawati Rumah Sakit Santa Anna bersama umat dan masyarakat kota Kendari berduka cita serta merasa sangat kehilangan. Karena begitu dekatnya dengan umat dan masyarakat kota kendari, Rumah Sakit Santa Anna sering disebut Rumah sakit ‘dokter Lemmens’. Sebagai penggantinya, diangkat dr. Yohn Manupasa sebagai direktur rumah sakit sampai tahun 1976. Kemudian direktur RS. St. Anna diganti oleh dr. Robby Waelan.

Pada tahun 1977  setelah mengadakan perundingan dan persetujuan Uskup Agung Makassar, Mgr. Dr. Th. Lumanauw, Provincial JMJ menarik suster-suster dari Kendari. Sejak saat itu suster-suster JMJ sementara tidak berkarya di kendari. 

Namun, pada tanggal 31 Mei 1982 Uskup Agung Makassar meminta kepada Provinsial agar suster-suster JMJ untuk kembali bekerja di RS Kendari. Provincial JMJ menyetujui permintaan Bapak Uskup. Sejak saat itu, Rumah Sakit yang dikelola oleh Yayasan Sentosa Ibu milik Keuskupan Agung Makassar dialihkan ke Yayasan Joseph, milik kongregasi JMJ. Dengan direkturnya dr. Yohanes Tendean, sampai tahun 1999.

Selanjutnya di tahun 1999 terjadi serah terima jabatan Direktur baru dari direktur sebelumnya dokter Yohanes Tendean ke direktur yang baru  Letkol CKM (Purn) dokter Aloysius Unggul Pribadi. Pada masa kepemimpinan dokter AL Unggul Pribadi, status pengelolaan Rumah Sakit Santa Anna diserahkan dari Yayasan Joseph ke Yayasan Ratna Miriam. Fasilitasnya pun semakin dibenahi seperti pembangunan Ruang ICU,  Beliau menjabat sebagai Direktur RS Santa Anna hingga tahun 2011.

Setelah dr. Aloysius Pribadi, kepemimpinan di Rumah Sakit Santa Anna diserahkan ke dokter Mario Polo Widjaya,M.Kes,Sp.OT, dan status pengelolaan  Rumah Sakit ini pun beralih ke PT. Citra Ratna Nirmala. Dalam mengemban tugasnya sebagai direktur, beliau banyak membenahi  Rumah Sakit ini, Merenovasi UGD, Laboratorium, pengadaan peralatan poliklinik gigi, dsb-nya. Dokter Mario Polo Widjaya,M.Kes,Sp.OT memimpin Rumah Sakit Santa Anna dari tahun 2011 sampai saat ini.

Seiring berjalannya waktu dan tuntutan jaman yang makin kompleks serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, Rumah Sakit Santa Anna dalam pelayanannya senantiasa menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Ini juga yang merupakan spiritualitas suster-suster JMJ “kesiap-siagaan apostolik yang senantiasa dapat menyesuaikan diri”. maka dari itu Pimpinan kongregasi JMJ saat ini melengkapi tenaga suster untuk tenaga keperawatan (Sr. Patricia Ngala JMJ, administrasi (Sr. Rosa Liling, JMJ),  gizi (Sr. Hedwiga Rua, JMJ), laboratorium (Sr. Giasinta Wengkang, JMJ) dan farmasi (Sr. Mariana Mbasal, JMJ).

Rumah sakit ini juga telah memiliki beberapa dokter spesialis ; Spesialis jantung, spesialis interna, spesialis tulang, spesialis anak, spesialis kandungan dll serta sudah membuka pelayanan bagi pasien hemodialisa / cuci darah. Pada tahun 2015 rumah sakit ini telah lulus akreditasi dari tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Nasional.

Oleh Sr. Mariana Mbasal, JMJ


Disadurkan dari dok. Soc. JMJ

1 komentar: